Apa Saja Ciri-ciri Arsitektur Nusantara?

16 May 2024

Apa Saja Ciri-ciri Arsitektur Nusantara?

Share:

Bangunan-bangunan tradisional Indonesia selalu menyimpan keindahan dan keunikannya sendiri. Mereka adalah karya seni yang mencerminkan kearifan lokal dan kekayaan budaya yang kaya. Dari rumah adat hingga bangunan modern dengan sentuhan tradisional, arsitektur nusantara memikat dengan ciri khasnya. Namun, apa sebenarnya ciri yang membuat arsitektur nusantara begitu istimewa dan berbeda dari gaya arsitektur lainnya?

 

Untuk lebih mudah mengenal arsitektur lanskap nusantara, Anda bisa melihatnya dari rumah adat. Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat dengan ciri khas yang berbeda-beda, seperti rumah joglo di Jawa, rumah gadang di Minangkabau, dan rumah panggung di Kalimantan. Rumah adat ini pun tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.

 

Ciri-Ciri Arsitektur Nusantara

 

Arsitektur nusantara, dengan segala kekayaan budaya dan alamnya, memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari gaya arsitektur lain di dunia. Beberapa ciri khas yang melekat pada arsitektur nusantara di antaranya:

 

1. Bentuk Atap yang Khas

 

pengertian arsitektur nusantara.jpg

Trinity House menggunakan COLORBOND®.

 

Di negara tropis seperti Indonesia, atap menjadi elemen penting yang berperan sebagai pelindung dari panas dan hujan. Oleh karena itu, seluruh area bangunan, termasuk teras, biasanya tertutupi oleh atap yang kuat dan fungsional.

 

Atap rumah nusantara sering kali juga memiliki bentuk yang unik. Misalnya saja seperti atap limasan, joglo, atau pelana, yang memberikan identitas visual yang kuat.

 

2. Penggunaan Material Kayu

 

Kayu telah menjadi material utama dalam pembangunan rumah-rumah adat di Indonesia sejak zaman dahulu. Tradisi ini terus berkembang, bahkan dalam arsitektur modern, di mana banyak orang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan gaya arsitektur kontemporer.

 

Penggunaan kayu pada dinding dan lantai tidak hanya memberikan sentuhan estetika. Kehadiran elemen kayu juga memperkaya nilai-nilai budaya dalam setiap bangunan.

 

3. Memiliki Banyak Resapan Air

 

Karena curah hujan di Indonesia yang tinggi, arsitektur nusantara juga menekankan pentingnya memiliki banyak area resapan air dan juga tempat mengalirnya air. Konsep ini memungkinkan air hujan terserap ke dalam tanah dan kemudian kembali menguap saat cuaca cerah.

 

Bentuk Atap yang Khas.jpg

Sayana Cabin House menggunakan COLORBOND®.

 

Salah satu contoh arsitektur yang menerapkan konsep ini adalah rumah panggung. Sebagian besar konstruksi rumah ini tidak menapak langsung ke tanah, sehingga memungkinkan tanah menyerap air dengan baik.

 

Bagi seorang arsitek, setiap karya adalah sebuah penanda kebebasan ekspresi dan kebanggaan yang abadi. Namun, di balik keindahan yang terpancar, pilihan material menjadi fondasi yang krusial. Dalam pencarian bahan yang tidak hanya inovatif tetapi juga menumbuhkan rasa bangga, baja lapis warna COLORBOND® tampil sebagai pilihan yang tak terbantahkan.

 

Dengan lebih dari setengah abad pengalaman dan pengujian teknologi, COLORBOND® tidak hanya menjadi sebuah pilihan, tetapi kunci utama bagi pencapaian mahakarya arsitektur. Keunggulannya bukan semata-mata dalam estetika yang memukau, melainkan juga daya tahan yang luar biasa.

 

Memiliki Banyak Resapan Air.jpg

Bandara Internasional Sultan Thaha Jambi menggunakan COLORBOND®.

 

Penggunaan COLORBOND® membawa dimensi baru dalam mewujudkan desain arsitektur yang tidak hanya memukau mata, tetapi juga menembus batas-batas keberanian. Dengan ketahanannya yang teruji dari uji coba selama puluhan tahun, baja lapis warna ini menjawab kebutuhan akan daya tahan yang tak terkalahkan dalam berbagai kondisi iklim dan lingkungan.

 

COLORBOND® memiliki beragam warna eksotis, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu Standard dan Matte Finish.

 

**

Steel Architecture Award 2024 merupakan ajang bergengsi bagi para arsitek yang telah menciptakan bangunan dengan menggunakan material dari BlueScope. Proses pengiriman karya atau open submission ini akan berlangsung hingga 31 Mei 2024.

 

Hingga bulan Mei 2024, akan terus dilakukan peluncuran ke berbagai kota di Indonesia untuk memperkenalkan dan mengajak para arsitek untuk berpartisipasi. Pada bulan Oktober, akan dipilih karya-karya terbaik yang akan masuk ke dalam penghargaan tingkat nasional. Para pemenang di tingkat nasional kemudian akan bersaing di ajang ASEAN Steel Architecture Award 2024.

 

Ada lima kategori yang bisa diikuti dalam penghargaan ini, yaitu:

 

  1. Industrial Non-Commerce
  2. Commerce
  3. Residential
  4. Infrastructure
  5. Lasting Beauty (untuk bangunan yang dibangun sebelum tahun 2019)

 

Ada beberapa alasan mengapa para arsitek sebaiknya bergabung dalam penghargaan ini, antara lain:

  • Networking: Kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan arsitek-arsitek lain serta pihak-pihak terkait di industri.
  • Recognition: Pengakuan atas karya dan kemampuan dalam merancang bangunan.
  • Elevate Career: Meningkatkan karier dengan menambah portofolio prestasi.
  • Kontinuitas: Penghargaan ini telah diadakan sebelumnya pada tahun 2017 dan 2019, namun sempat terhenti karena pandemi.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi situs resmi penghargaan ini di sini!