11 Keunggulan dan Kekurangan Atap Pelana

04 Nov 2024

11 Keunggulan dan Kekurangan Atap Pelana

Share:

Saat merancang sebuah bangunan, memilih material atap yang tidak hanya estetis tetapi juga tahan lama adalah hal yang sangat penting. Baja lapis warna COLORBOND® merupakan pilihan cerdas bagi Anda yang menginginkan keindahan dan kekuatan dalam satu paket. Dengan inovasi teknologi yang terbukti lebih dari 50 tahun, COLORBOND® dirancang khusus untuk menahan cuaca ekstrem dan memberikan perlindungan maksimal tanpa mengorbankan penampilan. 

 

Dengan COLORBOND®, Anda bisa mewujudkan desain arsitektur yang menawan dan tangguh, termasuk saat menerapkan desain atap pelana yang klasik. Atap pelana memang telah lama menjadi pilihan favorit dalam dunia arsitektur, terutama di Indonesia. Bentuknya sederhana dan fungsional. Namun, sebelum membahas lebih jauh, apa sebenarnya atap pelana ini?

 

Apa Itu Atap Pelana?

 

Keunggulan dan Kekurangan Atap Pelana.jpgM House di Jalan Sersan Bajuri, Kabupaten Bandung Barat menggunakan COLORBOND®.

 

Atap pelana adalah salah satu jenis desain atap yang paling umum digunakan, terutama untuk bangunan rumah di Indonesia. Potongan atap pelana begitu khas dengan dua sisi miring yang bertemu di puncak atap sehingga menciptakan bentuk segitiga atau menyerupai pelana kuda. Dari sinilah sebutan “atap pelana” berasal.

 

Biasanya, sudut kemiringan atap pelana antara 30 hingga 40 derajat. Desain seperti ini membantu mengalirkan air hujan dengan lancar, sekaligus menciptakan ruang ekstra di bagian bawahnya yang bisa dimanfaatkan sebagai loteng.

 

Keunggulan Atap Pelana

 

Popularitas rumah atap pelana, khususnya di Indonesia bukan tanpa alasan. Semua itu tidak terlepas dari keunggulan yang ditawarkan, seperti:

 

1. Mudah Dipasang

 

Salah satu kelebihan utama dari atap pelana adalah kemudahannya dalam pemasangan. Desainnya yang simpel memungkinkan pemasangan atap ini lebih cepat, tanpa memerlukan teknik konstruksi yang rumit. Rangka atap pelana umumnya menggunakan material seperti kayu atau baja ringan yang disusun dalam bentuk segitiga. 

 

Bentuk rangka segitiga ini memberikan kestabilan yang baik dan memungkinkan air hujan mengalir lebih cepat, sehingga mengurangi risiko kebocoran. Selain itu, bahan yang digunakan relatif ringan, membuat proses konstruksi lebih efisien dan tidak memerlukan alat berat untuk pemasangan. `

 

2. Lebih Ekonomis

 

Dibandingkan atap model lain, pemasangan atap pelana relatif sederhana dan proses pengerjaannya lebih cepat. Selain itu, bahan yang diperlukan untuk membangun atap pelana juga cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan jenis atap lain, sehingga lebih ekonomis. 

 

Untuk material rangka, umumnya digunakan pilihan bahan seperti kayu, baja ringan, atau besi hollow, yang masing-masing memiliki keunggulan tersendiri dalam hal biaya dan ketahanan. Material penutupnya dapat berupa genteng tanah liat, genteng metal, atau bahkan lembaran asbes yang ringan dan terjangkau. Dengan variasi material ini, atap pelana memungkinkan penyesuaian anggaran sesuai kebutuhan pemilik rumah.

 

rumah atap pelana.jpg Trinity House menggunakan COLORBOND® untuk atap pelananya.

 

3. Sirkulasi Udara yang Baik

 

Bentuk atap pelana yang miring secara alami membantu sirkulasi udara di dalam rumah menjadi lebih lancar. Desain atap miring menciptakan ruang di bawah atap (atau plafon) yang lebih tinggi, sehingga udara panas yang naik dapat terkumpul di area atas dan keluar lebih cepat melalui ventilasi. Hal ini juga memungkinkan udara dingin dari luar lebih mudah masuk dan bersirkulasi di dalam rumah, membuat suhu bagian dalam rumah lebih sejuk dan nyaman, terutama di daerah beriklim tropis

 

Dengan demikian, atap pelana berperan penting dalam menjaga suhu ruangan tanpa memerlukan sistem pendingin yang kompleks.

 

4. Minim Risiko Kebocoran

 

Bentuk atap ini memudahkan air hujan mengalir ke bawah tanpa hambatan. Hal ini mengurangi kemungkinan air menggenang di area tertentu dan meminimalisir risiko kebocoran.

 

5. Ruang Tambahan di Bawah Atap

 

Salah satu fitur menarik dari atap pelana adalah ruang ekstra yang diciptakan di bawahnya. Anda bisa memanfaatkan ruang ini untuk berbagai keperluan, seperti loteng, atau bahkan kamar tidur tambahan.

 

Kekurangan Atap Pelana

 

Meski atap pelana memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan. Berikut beberapa poin kelemahan atap pelana:

 

1. Rentan Terhadap Angin Kencang

 

Karena bentuknya yang segitiga dan miring, angin bisa memberi tekanan lebih besar pada permukaan atap pelana. Jika struktur penopangnya tidak dipasang dengan baik atau tidak memiliki perhitungan keseimbangan yang tepat, ada risiko atap akan rusak atau bahkan runtuh.

 

2. Potensi Retak Akibat Cuaca

 

Paparan sinar matahari yang intens dan hujan terus-menerus dapat membuat permukaan atap pelana lebih rentan terhadap retak. Retakan kecil ini, jika tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi kerusakan permukaan yang lebih parah, memengaruhi daya tahan atap secara keseluruhan. Meskipun desain atap pelana membantu mencegah genangan air, paparan cuaca ekstrem dalam jangka panjang tetap bisa menurunkan kualitas material atap.

 

3. Beban Hujan yang Tidak Merata

 

Karena hanya ada dua sisi yang menyalurkan air, hujan deras dapat mengalir dengan cepat ke sisi tertentu. Hal ini bisa meningkatkan tekanan dan beban pada struktur atap. Jika kemiringan atap tidak diatur dengan baik, air hujan yang terakumulasi bisa berpotensi menyebabkan atap runtuh sebagian.

 

Kekurangan Atap Pelana.jpgKinala Residence menggunakan COLORBOND® untuk atap pelananya.

 

4. Perlu Ketelitian Ekstra Saat Melakukan Pemasangan

 

Meski atap pelana tergolong mudah dipasang, Anda tetap perlu memperhitungkannya dengan cermat. Kemiringan yang terlalu landai atau terlalu curam dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti penumpukan air atau ubin yang mudah lepas. Biasanya, sudut kemiringan ideal untuk atap pelana adalah antara 30 hingga 40 derajat.

 

5. Kurang Efisien dalam Menangani Aliran Air Hujan

 

Karena hanya memiliki dua sisi untuk mengalirkan air hujan, sistem drainase atap pelana harus dirancang dengan baik agar air tidak terkumpul di satu area. Jika tidak, air yang tertampung bisa menyebabkan kebocoran atau merusak dinding rumah Anda.

 

6. Tidak Tahan Terhadap Angin Kuat

 

Atap pelana cenderung tidak tahan dengan angin karena permukaannya yang luas. Semakin besar sudut atap dan semakin lebar atapnya, semakin mudah bagi angin untuk mendorong struktur atap. Oleh karena itu, atap model ini jarang digunakan di daerah dengan angin berkecepatan tinggi.

 

Jenis-Jenis Atap Pelana

 

Keunggulan Atap Pelana.jpgMG Private House Jakarta menggunakan COLORBOND® untuk atap pelananya.

 

Atap pelana memiliki beberapa variasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya bangunan. Untuk membantu Anda memahami lebih dalam, berikut beberapa jenis model atap pelana yang umum digunakan:

 

1. Pelana Silang (Cross Gable)

 

Pelana silang atau cross gable memiliki dua atau lebih garis atap yang bersilangan. Setiap garis atap berbentuk pelana yang saling bertemu di titik tertentu, membentuk perpotongan unik.

 

Dalam arsitektur vernakular, desain ini sering digunakan pada bangunan tradisional seperti rumah pedesaan atau rumah-rumah lokal karena fungsionalitasnya. Atap ini memungkinkan penambahan ruang seperti loteng atau sayap bangunan, sekaligus memberikan perlindungan yang baik terhadap cuaca setempat. Kombinasi praktis dan estetika ini menjadikannya pilihan yang efisien dan relevan secara budaya.

 

2. Pelana Bertingkat (Dutch Gable)

 

Ciri khas dutch gable dapat dilihat dari adanya tambahan kotak kecil di bagian puncak atap. Selain berfungsi sebagai elemen estetika yang menambah keunikan tampilan rumah, bentuk ini juga memiliki fungsi praktis. Tambahan struktur di puncak atap memberikan ruang lebih di bagian atas, yang bisa dimanfaatkan untuk sirkulasi udara tambahan atau bahkan ruang penyimpanan kecil di loteng. 

 

Keuntungan lainnya adalah penambahan tinggi pada atap ini dapat membantu menjaga suhu rumah lebih stabil dengan meningkatkan ventilasi. Namun, desain dutch gable juga memerlukan konstruksi yang sedikit lebih rumit dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan atap pelana standar, sehingga perlu mempertimbangkan anggaran yang tersedia.

 

3. Pelana Depan (Front Gable)

 

Salah satu model atap pelana yang paling umum dan sering ditemui adalah pelana depan. Ciri khas dari atap ini terletak pada kemiringan yang seimbang di kedua sisi dengan puncak atap berada di bagian depan bangunan. Model ini populer karena praktis dan fungsional, terutama dalam hal pengaturan ruang dan sirkulasi udara. Dengan puncak yang menghadap ke depan, atap ini mampu melindungi bagian depan bangunan dari hujan dan sinar matahari langsung. Selain itu, bentuknya yang simetris membuat pemasangan dan perawatannya lebih sederhana dan ekonomis, sehingga banyak dipilih untuk bangunan dengan anggaran yang efisien.

 

Dalam arsitektur kontemporer, atap pelana depan sering digunakan untuk menciptakan tampilan yang sederhana namun berani. Garis-garis geometris yang bersih dari atap ini mampu menonjolkan fasad bangunan secara modern, terutama bila dikombinasikan dengan elemen seperti jendela besar atau material bangunan yang inovatif

 

Apa Itu Atap Pelana.jpgTrinity House menggunakan COLORBOND® untuk atap pelananya.

 

4. Pelana Kotak (Box/Square Gable)

 

Atap pelana kotak atau box gable memiliki bentuk segitiga yang lebih panjang dan simetris, sering kali dengan tambahan ekstensi di ujungnya. Model ini banyak diterapkan pada bangunan komersial atau modern karena bentuknya yang sederhana namun tegas, memberikan tampilan yang lebih profesional dan berkesan stabil. Desainnya yang rapi dan bersih juga mendukung estetika yang minimalis dan modern, menjadikannya pilihan populer untuk menciptakan kesan visual yang kuat dan menarik perhatian.

 

Itulah keunggulan dan kekurangan serta jenis-jenis atap pelana yang mungkin bisa Anda pertimbangkan dalam menciptakan rumah idaman Anda.